1.
Bimbingan
sosial perorangan
a. Pengertian
Bimbingan Sosial Perseorangan
Menurut
Rustanto (2009) bimbingan sosial perseorangan merupakan suatu proses untuk
membantu individu agar dia mampu menyesuaikan diri dengan individu yang lain
dan dengan lingkungan sosialnya. Metode bimbingan sosial
perseorangan adalah suatu cara kerja ataupun prosedur yang teratur dan
sistematis untuk mendidik dan membimbing anak (individu) yang mengalami
permasalahan sosial sehingga semua permasalahan yang dialami tersebut dapat
terselesaikan atau diatasi dengan baik dan anak binaan tersebut dapat melaksanakan
tugas-tugas serta fungsi sosialnya secara lebih baik (Pakpahan, 2011). Menurut
Ilmawan (2011),bimbingan sosial individu atau perseorangan adalah suatu
rangkaian pendekatan teknik yang ditujukan untuk membantu individu yang
mengalami masalah berdasarkan relasi antara pekerja sosial dengan seorang
penerima pelayanan secara tatap muka.
Berdasarkan
beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan sosial
perseorangan merupakan salah satu metode dalam rehabilitasi sosial/pekerjaan
sosial yang teratur dan sistematis untuk membantu individu yang mengalami
permasalahan sosial agar individu tersebut menyesuaikan diri dan melaksanakan
tugas-tugas maupun fungsi sosial di lingkungan masyarakat.
b.
Manfaat Bimbingan
Sosial Perseorangan
Manfaat
bimbingan sosial perseorangan adalah agar permasalahan yang dihadapi oleh
individu dapat terselesaikan dan dapat menjalankan fungsi-fungsi sosial dan
tugas sosialnya secara lebih baik dalam lingkungan sosialnya. Selain itu
individu memperoleh pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan yang dapat
membantunya untuk melakukan fungsi dan tugas sosialnya sehingga individu dapat
mandiri atau tidak bergantung pada orang lain.
c.
Komponen Bimbingan
Sosial Perseorangan
Komponen bimbingan sosial perseorangan menurut Rustanto (2009) yaitu sebagai berikut:
a) Individu (klien)
Adalah seseorang yang menghadapi masalah dan dia
datang ke pendamping untuk meminta tolong mengatasi masalah yang dihadapinya.
klien ini menghadapi masalah yang terkait dengan aspek kehidupan sosialnya.
b)
Masalah yang dihadapi
Masalah di sini adalah yang yang dirasakan oleh klien.
Pada umumnya masalah tersebut berkaitan dengan penghasilan, masalah hubungan
klien dengan anggota keluarganya, atau hubungan dengan lingkungan sosial di
sekitarnya. Pendamping social
berupaya untuk membantu klien memecahkan masalah yang dihadapinya dengan
memperhatikan bahwa klien adalah seseorang yang memiliki harga diri dan
martabat.
c)
Pendamping sosial
Pendamping social sebagai orang yang bisa membantu klien,
bantuannya dalam bentuk material, saran-saran yang membangun dan tepat untuk
kepribadian klien. Proses
pelaksanaan bimbingan sosial yang dilakukan oleh pendamping sosial dan klien.
Pada dasarnya proses pelaksanaan bimbingan sosial perseorangan tidak jauh
berbeda dengan bimbingan perseorangan pada layanan bimbingan dan konseling pada
umumnya hanya saja dalam bimbingan sosial perseorangan tidak hanya bimbingan
pada saran-saran tetapi juga ketrampilan untuk klien.
d.
Prinsip-Prinsip
Bimbingan Sosial Perseorangan
Adapun
prinsip dasar pada bimbingan sosial perseorangan menurut Ilmawan (2011) adalah:
1. Penerimaan
Penerimaan
mempunyai arti bahwa seorang pendamping sosial seyogya menerima, menghormati,
menghargai penerima layanan (klien) dengan segala permasalahan dan kondisi yang
dialaminya tanpa syarat (Unconditional positive regard). Pendamping sosial
tidak melakukan penilaian-penilaian negatif yang akan menganggu jalannya proses
bimbingan sosial.
2. Komunikasi
(Keterbukaan )
Suasana keterbukaan dalam
komunikasi antara pendamping sosial dengan klien dalam pelaksanaan bimbingan
sosial perseorangan sangatlah diperlukan, karena penerapan prinsip ini akan
mempermudah pencapaian tujuan bimbingan ini. Keterbukaan ini mempunyai arti
antara pendamping sosial dan klien saling memberi informasi secara jujur dan
menerima informasi dengan terbuka/lapang dada.
3. Individualisasi
Pendamping sosial harus memahami,
menerima bahwa klien sebagai pribadi yang unik, dalam arti berbeda antara
individu yang satu dengan individu yang lainnya.
4. Partisipasi
Prinsip partisipasi memiliki arti
bahwa pendamping sosial harus ikut serta secara langsung dalam membantu
mengatasi permasalahan klien. Hasil usaha bimbingan sosial juga tidak akan
berarti apabila klien yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai
tujuan-tujuan bimbingan.
5. Kerahasiaan
Pelayanan bimbingan sosial ada
kalanya berhubungan dengan klien yang mengalami masalah. Bagi klien yang
bermasalah dan ingin menyelesaikan masalahnya akan sangat membutuhkan bantuan
dari orang yang dapat menyimpan kerahasiaan yang dihadapi oleh klien. Oleh
karena itu pendamping sosial harus mampu merahasiakan segala data, informasi
yang diberikan oleh klien.
6. Kesadaran
diri
Sebagai pendamping sosial menyadari
respon klien, bimbingan sosial merupakan relasi bantuan professional yang sudah
selayaknya dilakukan secara professional juga, pendamping sosial mampu
memotivasi klien untuk melakukan perubahan pada dirinya menjadi lebih baik.
2.
Bimbingan
Sosial Kelompok
a. Pengertian
Bimbingan Sosial Kelompok
Metode bimbingan sosial kelompok (social
group work) yaitu suatu metode untuk membantu orang/individu dalam kesatuan
kelompok atau secara kelompok sehingga memungkinkan pengembangan pribadi para
anggota-anggotanya. Tujuannya untuk membantu individu-individu memperkembangkan
kemampuannya dalam berpartisipasi dengan sempurna di dalam kelompok-kelompok
atau masyarakat dimana ia menjadi anggotanya (Sartono W,1979;1-5), upaya
tersebut cenderung mengarah pada pemenuhan kebutuhan bidang tertentu di
masyarakat seperti kesejahteraan keluarga, kesejahteraan anak, pekerjaan dan
lain sebagainya.
b.
Prinsip Yang Perlu Diperhatikan Dalam Bimbingan Sosial
Kelompok
1.
Penyusunan program didasarkan kebutuhan nyata yang mendesak
di masyarakat.
2.
Partisipasi aktif seluruh anggota masyarakat.
3.
Bekerja sama dengan berbagai badan dalam rangka keberhasilan
bersama dalam pelaksanaan program.
4.
Titik berat program adalah upaya untuk pencegahan,
rehabilitasi, pemulihan, pengembangan dan dukungan.
Seperti yang sudah dipaparkan pada
sub bab bimbingan sosial kelompok, salah satu tugas bimbingan sosial kelompok (social group work) menurut Albert S. Alissi adalah
tujuan yang bersifat korektif. Dengan adanya sifat tujuan tersebut berhubungan
dengan salah satu program metode bimbingan sosial kelompok yaitu upaya untuk
rehabilitasi.
Bimbingan
sosial kelompok dalam rehabilitasi sosial berarti adanya suatu upaya untuk
membantu individu dalam kesatuan kelompok yang mempunyai tujuan bersifat
korektif dengan adanya pekerja sosial yang memberikan pengalaman-pengalaman restoratif (perbaikan) dan remedial
(pengembangan) terhadap disfungsi personal dan sosial, atau perpecahan
individu-individu di dalam situasi sosial, sehingga nantinya individu tersebut
dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan sosialnya atau kehidupan masyarakat.
3.
Bimbingan
sosial masyarakat
a. Pengertian
Dalam UU No 11
tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial rehabilitasi sosial adalah proses
refungsionalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan seseorang mampu
melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat. Metode
Pekerjaan Sosial adalah suatu prosedur kerja yang teratur dan dilaksanakan
secara sistematis digunakan oleh pekerja sosial dalam memberikan pelayanan
sosial. Di dalam pekerjaan sosial ada beberapa metode yang digunakan untuk
membantu klien dalam mengatasi permasalahannya.
Bimbingan sosial dengan masyarakat sebagai salah satu
metode pekerjaan sosial yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup
masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada di dalam masyarakat
serta menekankan dengan adanya prinsip peran serta atau partisipasi masyarakat.
MenurutTwelvetreesmetodebimbingan
social masyarakat : “ The process of
assisting ordinary people to improve their own communities by undertaking
collective actions.” (Metoda
yang memungkinkan orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu
memperbesar pengaruhnya terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya.).
Secara garis besar, pekerjaan
sosial melibatkan intervensi atau penanganan masalah pada dua aras atau
tingkatan, yakni tingkat mikro (individu, keluarga, kelompok) dan makro
(organisasi dan masyarakat). Keterkaitan antara kedua tingkatan tersebut
merupakan jantungnya praktek pekerjaan sosial. Karenanya, selain dituntut untuk
memiliki pemahaman mengenai pemahaman masalah yang dialami individu, keluarga
dan kelompok, pekerja sosial juga perlu memiliki pemahaman mengenai metode atau
strategi dalam melakukan perubahan organisasi, masyarakat dan kebijakan.
Pengembangan masyarakat (community
development/social work macro practice) merupakan salah satu metode atau
pendekatan inti yang menunjukkan keunikan pekerja sosial dan membedakan profesi
ini dengan profesi kemanusiaan lainnya. Banyak disiplin mengklaim memiliki
keahlian dalam bekerja dengan individu, keluarga dan kelompok. Namun hanya
sedikit profesi yang menfokuskan pada keberfungsian klien dalam konteks
organisasi, masyarakat, dan kebijakan salah satunya adalah pekerjaan sosial
(Netting, Kettner dan McMurtry, 2004).
Social Work Macro Practice (Praktek
Makro) adalah intervensi profesional langsung yang dirancang untuk mengahsilkan
perubahan berencana dalam organisasi-organisasi dan masyarakat-masyarakat.
Praktek Makro seperti semua praktek pekerjaan sosial dibangun atas pondasi
teoritik berjalan dalam kerangka kerja sebuah model praktek dan beroperasi
dalam batas-batas nilai-nilai dan etika profesional. Kegiatan-kegiatan level makro
melibatkan praktisi dalam arena-arena organisasional masyarakat dan kebijakan.
b.
Pendekatandalambimbingan
social Masyarakat
Pendekatanpendekatandalambimbingan
social masyarakatmengarahpada 2 kontinumyaitu :
a. Radical
community work – professional
Aktivitas community work
terutama diarahkan pada aktivitas-aktivitas yang sungguh-sungguh berupaya
untuk mengubah suatu keadaan dengan cara-cara yang radikal (sampai ke
akar-akar). Sedangkan profesional
community work adalah aktivitas community work secara bertahap dan
sistematis yang diarahkan untuk mengubah suatu keadaan dengan menggunakan
keterampilan khusus dan dengan upaya membantu kelompok-kelompok masyarakat
dengan pendekatan self help serta membantu pemerintah lokal atau
lembaga-lembaga pemberi pelayanan agar lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat.profesional community work terutama lebih mengarah pada pelaksanaan
dan pengembangan keterampilan serta teori-teori praktek dengan memberikan
penekanan pada cara-cara berpikir , pragmatis tentang dunia nyata. Secara
sangat disederhanakan, profesional community work ini mempunyai hubungan yang
sangat dengan kehidupan profesi.
b. Community
development- social planning
Model
intervensi yang digunakan community worker dengan cara bekerjasama dengan
kelompok-kelompok yang ada di masyarakat agar mereka dapat memenuhi kebutuhan
dalam memecahkan masalahnya sendiri ( self help group) dengan menggali dan
memanfaatkan sumber-sumber yang ada di masyarakat. Sedangkan social planning adalah model
intervensi yang digunakan community worker dengan cara bekerjasama dengan
pembuat kebijakan atau pihak pemberi pelayanan untuk mengembangkan
kebijakan-kebijakan baru yang lebih memadai.
c. Self help
strategy-influence strategy
Pendekatan
yang digunakan community worker dalam upaya memenuhi kebutuhan atau memecahkan
masalah masyarakat dengan menggunakan sumber-sumber yang ada di dalam
masyarakat itu sendiri. Sedangkan yang influence
strategy ( pemberian pengaruh); pendekatan yang digunakan
community worker dalam upaya memenuhi kebutuhan atau memecahkan masalah
masyarakat dengan memberikan pengaruh atau merubah kebijakan –kebijakan dari
organisasi-organisasi pelayanan yang ada di luar masyarakat itu sendiri.
d. Generic
community work- specialist
Communty worker menangani
permasalahan khusus/ specifik yang ada di masyarakat. Pekerja ini biasanya
terikat oleh suatu lembaga pelayanan, sehingga bekerja terfokus untuk
kepentingan lembaga, mengutamakan kebutuhan lembaga, misi lembaga, dan
berorientasi pada tugas-tugas lembaga. Sedangkan generic community worker: community worker menangani berbagai
permasalahan yang ada di masyarakat. Pekerja ini biasanya tidak terikat oleh
suatu lembaga pelayanan, sehingga bebas untuk bekerja dalam membantu masyarakat
mengartikulasikan serta mengupayakan pemenuhan kebutuhan masyarakat.
e. Pemusatanpada
proses-pemusatanpadahasil
Tujuan intervensi lebih
berorientasi pada hasil, dimana intervensi lebih diarahkan pada upaya perubahan
situasi material, seperti perubahan pelayanan, dll. Sedangkan pendekatan terpusat pada proses:
tujuan intervensi lebih berorientasi pada proses, dimana intervensi lebih
diarahkan pada upaya meningkatkan kepercayaan, pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap masyarakat.
f. Peranan
enabling-peranan organizing
Peranan
community worker lebih kepada mengorganize individu-individu sebagai tenaga
ahli, konsultan, advokad, dan pendekatannya direktif (mengatur,
menggurui,ataumemaksa). Biasanya digunakan dalam model pendekatan social
planning. Sedangkan peranan enabling:
peranan community worker lebih kepada memampukan masyarakat, mempercepat
pencapaian suatu hasil ( catalyst) , fasilitator dan pendekatannya non direktif
( tidak mengatur, tidak menggurui, atau tidak memaksa). Biasanya digunakan
dalam model pendekatan community development.
g. Sebagaipendekatan-sebagaisikap
Upaya menolong masyarakat dengan
cara membantu memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan community work sebagai pendekatan adalah upaya menolong masyarakat
dengan cara melakukan upaya pemberdayaan masyarakat, memahami
kebutuhan-kebutuhan masyarakat serta upaya memperhatikan dan memperhitungkannya
pada saat penyusunan kebijakan.
h. Petugassukarela-petugas
yang dibayar
Petugas
yang bekerja dan aktif di masyarakat atau perkumpulan-perkumpulan/ organisasi
seperti kader, tokoh masyarakat, dll, bekerja tanpa bayaran, tidak terikat oleh
suatu lembaga, biasanya disebut petugas sosial masyarakat. Sedangtkan petugas yang dibayar ( paid worker):
petugas yang bekerja di masyarakat atau organisasi pelayanan tertentu, bekerja
dengan bayaran, terikat oleh suatu lembaga, biasanya disebut pekerja sosial
profesional.
Sementaraituberkenaandenganrehabilitasi
social Ichwan Muis dalam sebuah situs online menjelaskan
tentang Community
Based Rehabilitation (CBR), suatu model
tindakan yang dilakukan pada tingkatan masyarakat dengan membangkitkan
kesadaran masyarakat dengan menggunakan sumber daya dan potensi yang
dimilikinya.
c. Prinsip
Upaya
tersebut cenderung mengarah pada pemenuhan kebutuhan bidang tertentu di
masyarakat seperti kesejahteraan keluarga, kesejahteraan anak dan lain
sebagainya. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam metode ini adalah:
1.
Penyusunan program didasarkan
kebutuhan nyata yang mendesak di masyarakat.
2.
Partisipasi aktif seluruh anggota
masyarakat.
3.
Bekerja sama dengan berbagai badan
dalam rangka keberhasilan bersama dalam pelaksanaan program.
4.
Titik berat program adalah upaya
untuk pencegahan, rehabilitasi, pemulihan, pengembangan dan dukungan.
d.
Elemen-elemen penting dalam
Rehabilitasi Berbasis Masyarakat yaitu :
a) Melibatkan
secara penuh peran keluarga dan masy di lingkungannya.
b) Keikutsertaan
masyarakat mulai dari proses
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
c) Mengupayakan
agar terdapat perubahan sikap masyarakat ke arah sikap yg lebih peduli.
d) Mobilisasi
sumber daya dan potensi masyarakat dengan memperhatikan faktor sosial, ekonomi,
budaya, geografi, demografi serta penyandang masalah.
e.
Metode
a) Aksi Sosial
Merupakan upaya
menggerakkan masyarakat untuk mendapatkan atau menciptakan sumber-sumber dalam
memenuhi kebutuhannya. Pekerja sosial berupaya memberikan bimbingan kepada
masyarakat untuk menyadari kekurangan, memahami akan potensi dan sumber yang
dimiliki dan berupaya mengatasi masalah secara bersama-sama.
b) Administrasi Kesejahteraan Sosial
Administrasi Kesejahteraan Sosial adalah sesuatu
proses penyelenggarakan dan pelaksanaan usaha kerja sama sekelompok orang yang
terorganisir dengan baik, dengan menggunakan sumber fasilitas yang ada untuk
memberikan pertolongan sosial kepada masyarakat agar dapat meningkatkan fungsi
sosial dan taraf hidupnya.
Fungsi administrasi kesejahteraan sosial:
·
Pengumpulan data dan sumber.
·
Analisa terhadap situasi sosial,
pelayanan sosial untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan manusia.
·
Perumusan dan penentuan tujuan
pelayanan kesejahteraan sosial.
·
Pengorganisasian usaha
pertolongan/pelayanan kesejahteraan sosial.
·
Manajemen usaha
pertolongan/pelayanan kesejahteraan sosial.
·
Komunikasi Sosial.
·
Tata Usaha.
·
Partisipasi Masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Ilmawan,
Khoirul. 2011. Metode Pekerjaan Sosial. Online.
http://pekerjasosialtuban.wordpress.com/2011/04/. Diunduh tanggal 20 Maret 2012.
Pakpahan,
Guf. 2011. Implementasi Program Pelayanan
Sosial di Panti Sosial Bina Remaja “Nusa Putera” (Skripsi). Online. repository.usu.ac.id/bitstream/ChapterII.pdf.
Diunduh tanggal 21 Maret 2012.
Rustanto,
Bambang. 2009. Pekerjaan Sosial dan
Bimbingan Sosial Perseorangan. Online. http://bambang-rustanto.blogspot.com/2009/12/bimbingan-sosial-perorangan.html.
Diunduh tanggal 21 Maret 2012.
Alamsyah,
Cepy Yusron. 2006. Makalah, dengan judul
“Metode Pekerjaan Sosial”.
Tanpa
nama. 2003. Community-Based
Rehabilitation Constraints And Challenges. International Consultastion and
Reviewing CBR: Helsinki.
Tanpa
nama. 2009. Pekerjaan Soisal dalam http://pekerjasosialtuban.wordpress.com/2011/04/09/metode-pekerjaan-sosial/
Akses tanggal 25 Maret 2012
0 Komentar