PERENCANAAN PENILAIAN PROGRAM BK



Setiap kegiatan program, guru harus melakukan perencanaan penilaian. Dalam melakukan perencanaan penilaian perlu diupayakan sedemikian rupa sehingga tujuan penilaian yang dilakukan dapat tercapai.
Untuk memperjelas tahapan proses evaluasi dalam perencanaan secara umum digambarkan oleh Aswar S (2000) dalam buku (Rudyatmi, 2012: 13) yaitu:
1.    Penentuan tujuan evaluasi:
-       Mengapa evaluasi diadakan?
2.    Perancangan (desain) evaluasi:
-       Pendekatan model evaluasi yang akan digunakan?
-       Siapa yang akan menjadi evaluator?
-       Jadwal evaluasi?
-       Teknik dan instrumen pengumpulan data?
-       Anggaran?
3.    Pengembangan instrumen evaluasi:
-       Kesesuaian instrumen dengan jenis data yang dicari?
-       Perlu uji coba instrumen?
4.    Pengumpulan data:
-       Sifat data kualitatif? Kuantitatif?
-       Data sudah tersedia tertulis?
-       Siapa respondennya?
-       Dimana data tersedia?
-       Kapan pengumpulan data dilakukan?
5.    Analisis dan interpretasi data:
-       Proses data manual/komputer?
-       Siapa yang menafsirkan hasil evaluasi?
6.    Tindak lanjut:
-       Hasil evaluasi untuk apa?
-       Apa hasil evaluasi sudah obyektif dan sah?
Dalam buku Sugiyo dan Kurniawan (2008) disebutkan tahap penilaian program antara lain sebagai berikut:
1.    Menentukan komponen-komponen program yang akan dinilai.
2.    Memilih model penilaian program yang akan digunakan.
3.    Memilih instrument penilaian.
4.    Menentukan prosedur pengumpulan data.
5.    Menciptakan sistem monitoring pelaksanaan program.
6.    Menyajikan data, analisis, dan laporan hasil penilaian program.

A.  Need Assessment
Analisis kebutuhan dilakukan secara bertahap; persiapan, pengumpulan data, analisis data dan interpretasi, deseminasi dan pembuatan laporan (http://teknikind.blogspot.com/2010/05/need-assessment.html).
1.    Persiapan
a.    Mengidentifikasi dan mendeskripsikan tentang audien dan target populasi.
b.    Mengklarifikasi tujuan analisis kebutuhan yaitu meliputi alasan yang dinyatakan (stated reason) yaitu antara lain seleksi perseorangan atau group untuk berpartisipasi dalam program, alokasi dana, dll. dan alasan yang tidak dinyatakan (unstated reason).
c.    Menetapkan cakupan dan tempat analisis kebutuhan.
d.   Menentukan orang yang akan terlibat di dalam pelaksanaan analisis kebutuhan yang meliputi keterlibatan anggota, menjalin komunikasi dengan group tersebut sepanjang studi.
e.    Mengembangkan dan memperhatikan isu-isu politik yang urgen yaitu meliputi pelibatan individu dan grup kunci dalam lingkungannya, komunikasi secara terus-menerus, mengidentifikasi dan pendekatan terhadap orang-orang yang berada dalam lingkungan birokrasi.
f.     Mengidentifikasi dan menjelaskan informasi yang dibutuhkan yang meliputi keadaan, program, biaya, kerangka konsep dan dasar filosofi serta indicator keberhasilan.
2.    Pengumpulan Data
a.    Mengumpulkan sumber informasi yang relevan.
b.    Menentukan sampel.
c.    Menentukan prosedur pengumpulan data dan instrument.
d.   Menetapkan rencana implementasi dan prosedur observasi.
e.    Mendokumentasi dan menyimpan informasi.
3.    Analisis Data dan Interpretasi
a.       Meriview dan memperbaharui informasi yang telah dikumpulkan.
b.      Mereview informasi dengan grup yang relevan.
c.       Melakukan analisis deskriptik sesuai dengan tipe informasi.
d.      Menilai informasi yang tersedia.
e.       Melakukan analisis.
4.    Deseminasi Hasil Analisis dan Pembuatan Laporan
Data yang telah dianalisis dipresentasikan dan dirumuskan dalam bentuk kebijakan, sebagai rekomendasi. Hasil yang dipresentasikan dalam forum seminar disebut dengan diseminasi hasil evaluasi, dengan peserta, para perencana dan pelaksana program, pimpinan lembaga, pihak sponsor, masyarakat yang terkena program dan stake holder.
Adapun standar yang digunakan untuk mereview dan mengevaluasi rencana laporan berdasarkan Standar Evaluasi Analisis Kebutuhan antara lain:
a.    Standar Kegunaan, yaitu meliputi antara lain: identifikasi audiens, kredibilitas penilai, cakupan informasi, interpretasi penilaian, kejelasan laporan, diseminasi laporan, jadwal laporan dan dampak dari evaluasi.
b.    Standar Feasibility (Kelayakan) yaitu meliputi prosedur praktis, pengakuan secara politis dan efisiensi biaya.
c.    Standar Perilaku, yaitu meliputi kewajiban formal, konflik kepentingan, keterbukaan kepada public, HAM, interaksi manusia, laporan secara seimbang antara pusat, daerah, individual dan instansi, serta tanggung jawab atas anggaran.
d.   Standar Akurasi/Ketepatan, yaitu meliputi identifikasi obyek, analisis konteks, menggambarkan tujuan dan prosedur, kebenaran sumber informasi, pengukuran yang valid dan reliable, control data secara sistematis, analisis informasi kuantitatif, analisis data kualitatif, kesimpulan secara adil dan laporan yang objektif.

B.  Proposal Penilaian Program
Menurut arti kata, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan dengan mencermati proses ketika klien sedang melakukan sesuatu yang diarahkan oleh peneliti, dalam hal ini guru BK. Proposal untuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan mutu pembelajaran atau mutu layanan untuk guru BK. Seperti kerangka proposal pada umumnya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
1.         Latar Belakang Masalah
2.         Identifikasi masalah
3.         Bahan dan rumusan masalah
4.         Tujuan penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA
1.         Teori yang mendukung penelitian
2.         Hasil penenlitian terdahulu
3.         Kerangka berpikir
4.         Hipotesis kalau peneliti menganggap perlu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1.         Setting penelitian
2.         Prosedur penelitian dan langkah tindakan
3.         Teknik pengumpulan data
4.         Teknik analisis data
( La Ode Wahidin.blog.spot.com)

C.  Membuat Instrumen
Dalam kegiatan penilaian, yang dimaksud dengan instrumen adalah alat bantu yang digunakan oleh penilai untuk mengumpulkan data. Tanpa adanya instrumen, penilai akan mengalami kesulitan karena harus mencatat semua data dengan hanya menuliskan apa yang diperoleh dengan kalimat-kalimat narasi, yaitu kalimat uraian panjang lebar yang tentu saja memerlukan waktu yang panjang. terlebih-lebih lagi jika yang dikumpulkan adalah data berupa laporan penampilan proses.
1.    Metode Dokumentasi
Banyak diantara peneliti dan penilai menyebut metode untuk memperoleh data dari dokumen dengan istilah “metode dokumentasi”. Dalam hal ini peneliti berpendapat lain. Dalam percakapan sehari-hari, dokumentasi adalah pembuat dokumen yang dilakukan dengan mengambil foto, membuat catatan, membuat gambar dan sebagainya agar kita memperoleh arsip berupa dokumen. Ketika penilai dan peneliti data dengan angket jelas dapat dilihat apa yang dilakukan yaitu membagi angket kepada responden. Ketika penilai atau peneliti mengambil data dengan metode wawancara, dapat dilihat dengan bercakap-cakap dengan responden.
2.    Metode Angket
Instrument angket sudah banyak dikenal oleh masyarakat, baik di kalangan awam maupun akademisi. Meskipun tidak pernah melakukan penelitian. Bagi peneliti, angket sangat berguna karena dapat memperoleh data dari responden dalam jumlah yang biasanya cukup besar sekaligus dalam waktu singkat. Kelemahan penggunaan angket adalah yang pertama mungkin anket tidak kembali karena responden merasa tidak berkepentingan dengan peneliti dan harus meluangkan waktu untuk berpikir dan mengisinya sedangkan kelemahan angket yang kedua adalah ketetapan dan tingkat kepercayaan data yang terkumpul.
Dengan ringkas dapat dikatakan bahwa untuk memperoleh data sesuai harapan peneliti atau penilai, angket yang disebarkan tersebut perlu mempertimbangkan beberapa persyaratan, antara lain: (1) penampakan fisik angket, (2) isi/materi yang digali dari responden, (3) bahasa atau rumus kalimat yang digunakan, (4) banyak butir oertanyaan/pernyataan.
3.    Metode Observasi
Instrumen lembar pengamatan mulai dikenal oleh masyarakat ketika jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diharuskan dibuat oleh para guru dalam rangka kenaikan jabatan dari IV/a naik ke IV/b. oleh karena PTK harus dilakukan dengan mengamati proses, maka mau tidak mau guru harus menggunakan lembar pengamatan. Sasaran lembar pengamatan adalah (a) keadaan suatu yang diam, (b) gerak yaitu suatu kejadian atau peristiwa, (c) kegiatan atau penampilan dari kinerja manusia atau benda-benda bergerak. Dalam format lembar pengamatan bergradasi ini calon pengamat juga harus bersepakat untuk menentukan gradasi, penilai atau peneliti harus dapat menentukan 3 (tiga) indicator masing-masing. Misalnya tingkat ketepatan siswa, indikatornya:
a.    Cara berbicara
b.    Cara bertindak
c.    Sikap berdiri
4.    Metode Wawancara
Dalam semua layanan bimbingan dan konseling, guru BK dituntut untuk benar-benar professional, karena tugas utamanya member bantuan kepada klien yang membutuhkan berbagai bentuk bantuan. Dalam UU  No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 ayat 6 juga disebutkan bahwa keberadaan konelor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik.
Dalam buku-buku yang membahas tentang kegiatan konseling secara lebih mendalam dijelaskan panjang lebar disertai contoh-contoh tentang bagaimana melaksanakan kegiatan konseling secara efektif, seperti:
a.    Ajakan  awal
b.    Menunjuk orang lain yang berkompeten
c.    Tiga kata kunci untuk bertanya
d.   Penentuan waktu untuk pembicara
e.    Sikap pewawancara

Posting Komentar

0 Komentar