1. Landasan filsafat
Filsafat merupakan ilmu yang mempelajari kekuatan yang di dasari oleh proses berfikir dan bertingkah laku ( Webster New Universal ). Pemikiran yang berdasarkan filosofi meliputi segi – segi estetika, etika dan logika, metafisika dan lain sebagainya, dengan kata lain filsafat merupakan pemikiran yang sedalam-dalamnya, seluas-luasnya tentang sesuatu.karena tindakan yang di lakukan di dasarkan pada hal tersebut maka tindakan itu tidaklah gegabah yang tidak tentu ujung pangkalnya, melainkan merupakan tindakan yang terarah, terpilih, teratur dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam kaitan itu tidaklah meleset apabila di katakan bahwa itilah filosofis atau filsafat mempunyai makna cinta bijaksana
Pelyanan bimbingan dan konseling meliputi serangkaian kegiatan atau tindakan yang semuanya di harapkan merupakan tindakan yang bijaksana. Pemikiran dan pemahaman filosofi menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya dan konselor pada khususnya, yaitu membantu konselor dalam memahami situasi konseling dan dalam membuat keputusan. Yang terkait dalam pemikiran filosofi yaitu tentang hakikat manusia, tujuan dan tugas kehidupan ( spritualis, pengaturan diri, bekerja, persahabatan, dan cinta ) ( Bellkin, 1975 ).
a. Hakikat manusia
Para penulis barat telah banyak memberikan diskriptsi tentang hakikat manusia ( antara lain dalm Petterson, 1966, Alblaster & Lukes, 1971 ; Thompson & Rudolph, 1983 )
Ø Manusia adalah makhluk oial yan mampu berfikir dan mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya
Ø Manusia dapat beljar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya, khususnya apabila ia berusaha memanfaatkan kemampuan yang ada pada dirinya
Ø Manusia berusaha teris maenerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya dirinya sendiri khususnya melalui pendidikan
Ø Manusia di lahirkan dengan potensi untuk menjdi baik dan buruk; dan hidup berarti upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidaknya mengontrol keburukanya.
Victor frankl ( dalam Thompson & Rodolph, 1983 ) menegaskan bahwa:
Ø … selain memiliki di mensi fisik dan psikologis, manusia juga manusia memiliki di mensi spiritual. Ketiga di mensi itu harus di kaji secara mandalam pabila manuia hendk di pahami dengan sebaik-baiknya. Melalui di mensi spiritual itulah mnusia mampu mencapai hal-hal yang berada di luar dirinya dan mewujudkan ide-idenya.
Ø … manusia terutama akan menjalani tugas kehidupanya dan kebahagiaan manusia terwujud melalui pemenuhan tuga-tugas tersebut.
Ø ..manusia adalah unik, dalam atri manusia itu mengarahkan kehidupanya.
Virginia satir ( dalam Thompson & Rudoph,1983 ) memandang bahwa pada hakikatnya pasif.satir berkesimpulan bahwa pada setiap saat , dalam uasana apapun juga manusia berada dalam keadaan yang terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan untuk melakukan sesuatu.
b. Tujuan dan Tugas Kehidupan
Adler ( 1954 ) menemukaan bahwa tujuan akhir dari kehidupan psikis adalah “menjamin” terus berlangsungnya eksistensi kehidupan manusia di atas bumi dan memungkunkan terselesainya dengan perkembangan manusia. Sedankan Jung (1958 ) melihat bahwa kehiduapn psikis manusia mencari keterpaduan dan di dalamnya terdapat dorongan instinctual kearah keutuhan dan hidupan sehat ( dalam Witner & Sweeney ).
Cirri-ciri hidup sehat sepanjang hayat ada lima katagori tugas kehidupan :
tugas kehidupan 1 : spiritual
Dalam katagori ini agama sebagai sumber inti bagi hidup sehat. Agama sebagai sumber moral, etika dan aturan-aturan formal berfungsi untuk melindungi dan melestarikan kebenaran dan kesucian hidup manusia
tugas kehidupan 2: pengaturan diri
seseorang yang mengamalkan hidup sehat pada dirinya terdapat sejumlah cirri, termasuk rasa diri berguna; pengendalian diri; pandangan realistis; spontanitas dan kepekaan emosiiona; kemampuan berhumor kebugaran jasmani dan kebiasaan hidup sehat
tugas kehidupan 3: bekerja
dengan bekerja manusia akan memperoleh keuntungan ekonomis; psikologis dan keuntungan social yang kesemuanya itu akan menunjang kehidupan yang sehat bagi diri sendiri dan orang lain
tugas kehidupan 4; persahaban
persahabatan merupakan hubungan soial; antar individu maupun dalam mayarakat yang lebih luas, yang tidak melibatkan unsure-unsur perkawinan dan keterikatan ekonomis.
Perahabatan memiliki tiga keutamaan kepada hidup yang sehat , yaitu
Ø Dukungan emosional – kedekata, perlindungan, rasa aman, kegembiraan
Ø Dukungan keberadaan – penyediaan kebuthan fisik sehari-haribantuan keuangan dan
Ø Dukunan informasi – pemberian data yang diperlukan, petunjuk, peringatan, nasihat.
tugas kehidupan 5: cinta
dengan cinta hubungan seseorang dengan orang lain cenderung menjadi amat intim, saling mempercayai, saling terbuka, saling bekerja sama, dan saling memberikan komitmen yang kuat
2. Landasan religius
Ada tiga pokok yang di tekankan bagi layanan bimbingan dan konseling yaitu :
Ø Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Tuhan
Ø Uapya yang memungkinkan berkembang dan di manfaatkanya secara optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang esuai dan meneguhkan kehidupan beraama untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah individu
Ø Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama
a) Manusia sebagai makhluk tuhan
Keyakinan bahwa manusia adalah makhluk tuhan menekankan pada ketinggian derajat dan keindahan makhluk manusia itu serta perananya sebagai kholifah di muka bumi. Tuhan Yang maha pemurah memberikan segenap kemampuan potensial kepada manusia yaitu kemampuan yang mengarah pada hubungan hubungan manusia dengan Tuhanya dan yang mengarah pad hubungan manusia dengan manusia dan dunianya
b) Sikap keberagamaan
Kehidupan beraama merupakan kehidupan yang universal. Makna keagamaan itu sangat beraneka ragam ( terentang dari paham-paham animisme, politeisme, sampai monoteisme ). Dan dalam banyak seginya di warnai oleh dan bahkan ada yang terpadu menjadi satu dengan unsur-unsur kebudayaan yang di kembangakn oleh manusia sendiri. Di budaya barat misalnya , sudah sejka puluhan tahun yang lalu gereja hanya di angap penting sebagai lembaga-lembaga yan di perlukan untuk upacara-upacara ritual nerkenaan dengan kematian, kelahiran, dan perkawinan ( Berdnard & Fulmer,1969 ). Penyikapan eperti ini jelas mendegradasikan peranan agama menjadi hanya sekedar alat untuk memenuhi kepantasan belaka. Sikap keberagamaan menjadi tumpuan bagi keseimbangan hidup di dunia dan di akhirat. Agama yang monoteistis, yang berketuhaan yang maha esa, yang firman-firman ketuhananya memedukan secara dinamis keterkaitan dunia dan akhirat.
c) Peranan agama
Studi tentang gejala agama, khususnya sebagai gejala psikologis telah menjadi pusat perhatian para ahli. Seperti Stanley Hall, sejak abad ke-19 . lebih jauh studi di arahkan kepada peranan agma kepada bagi para pskolog.
Sikap merendahkan agama semakin subur khususnya di masyarakat barat.Clark dkk (1973) menemukakan tia sebab utama, yaitu :
v Berkuarangnya para pandakwah
v Berkembangnya keyakinan bahwa dengan ilmu oengetahuan dan pikiran kehidupan dapat di control
v Berkembangnya sikap mengagung-agungkan hak-hak pribadi.
Berdeda dengan di Indonesia, pemerintah dan masyarakat sama-sama bertanggung jawab dan sangat memperhatikan perkembangan dan keberadaan kehidupan beragama. Undang-undang dasar 1945 menempatkan agama dalam bab tersendiri. Dalam system pendidikan nasional pentinnya peranan agama itu di cerminkan antara lain di rumuskan tujuan yang hendak di capai oleh tujuan pendidikan,yaitu tujuan yang menyangkut manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa ( UU N.2/ 1989 tentang sitem pendidikan nasional ).
2. Landasan psikologi
Psikologi merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Landasan psikologi dalam bimbingan dan konseling berarti memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan ( klien ). Hal ini sangat penting karena
bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah laku klien yang perlu di ubah atau di kembangkan apabila ia hendak mengatasi masalah-masalah yang di hadapinya atau ingin mencapai tujuan-tujuan yang dikehendakinya.
Untuk keperluan bimbingan dan konseling sejumlah daerah kajian dalam bidang psikologi perlu di kuasai, yaitu tentang:
Ø Motif dan motifasi,
Ø Pembawaan dasar dan lingkungan,
Ø Perkembangan individu,
Ø Belajar, balikan dan penguatan,
Ø Kepribadian
3. Landasan sosial budaya
Sebagai makhluk sosial manusia, manusia tidak pernah hidup seorang diri. Dimana pun dan bila mana pun manusia senantiasa membentuk kelompok guna menjamin baik keselamatan, perkembangan maupun keturunan. Dalam kehidupan berkelompok manusia harus mengembangkan ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing. Ketentuan-ketentuan itu biasanya berupa perangkat nilai, norma sosial maupun pandangan hidup yang terpadu dalam sistem budaya yang berfungsi sebagai rujukan hidup para pendukungnya. Rujukan itu melebihi proses belajar, di wariskan kepada generasi penerus yang akan melestarikanya. Karena itu masyarat dan kebudayaan itu sesungguhnya merupakan dua isi dari satu mata uang yang sama ( Budi Santoso, 1992 ), yaitu sisi generasi tua sebagai pewaris dan generasi muda sebagai penerus
4. Landasan Ilmiah dan teknologi
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan professional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik menyangkut teori-teorinya, pelakansaan kegiatan, maupun oengembangan pelayanan itu secarqa berkelanjutan.
a) Keilmuan bimbingan dan konseling
Ilmu sering juga di sebut “ ilmu pengetahuan ”, merupakan ejumlah pengetahuan yang di susun secara logis dan sistematik. Pengetahuan ialah sesuatu yang diketahui melalui pancainda dan pengolahan oleh daya pikir. Denan demikian ilmu bimbingan dan konseling ialah berbagai pengetahuan tentang bimbingan dan konseling yang tersusun secara logis dan sistematis. Sebagai layaknya ilmu-ilmu yang lain, ilmu bimbingan dan konseling mempunyai objek kajian sendiri, metode penggalian pengetahuan yang menjdi ruang lingkupnya dan systematika pemaparan.
b) Peran ilmu lain dan teknologi dalam bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling sebagaimana juga pendidikan, merupakan ilmu yang bersifat multireferensial, artinya ilmu dengan rujukn berbagai ilmu yang lain. Sumbangan berbagai ilmu lain kepada bimbingan dan konseling tidak hanya terbatas kepada pembentukan dan pengembangan teori-teori bimbingan dan konseling, melainkan juga kepada praktek pelayananya.
c) Pengembangan bimbingan dan konseling melalui penelitian
Bimbingan dan konseling baik teori maupun praktek pelayananya,bersifat dinamis dan berkembang, seiring dengan perkembangan ilmu-ilmu yang memberikan sumbangan dan seiring pula dengan perkembangan budaya manusia pendukung layanan bimbingan dan konseling itu.
Penelitian adalah jiwa dari perkembangan iptek. Apabila pelayanan bimbingan dan konseling di inginkan untuk berkembang dan maju, maka penelitian tentang bimbingan dan konseling dlam berbagai bentuk penelitian dan aspek yang di teliti harus teruas menerus di lakuka. Tanpa penelitian pertumbuhan bimbingan dan konseling akan mandul dan steril.
5. Landasan Pedagogis
Pendidikan merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan berfungsi sebagai sarana reproduksi sosial ( Budi santoso,1992 ). Dengan reproduksi sosial itulah nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial yang melandasi kehidupan masyarakat itu diwujudkan dan dibina ketangguhanya.
Pada bagian ini pendidikan dapat di tinjau dari tiga segi, yaitu :
a) Pandidikan sebagai upaya pengembangan individu : Bimbingan dab konseling merupakan bentuk upaya pendidikan.
Pelayanan bimbingan dan konseling berfokus pada manusia, bahkan dikatakan: Bimbingan dari manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Manusia yang dimaksud disini adalah manusia yang berkembang, yang teru menerus berusha mewujudkan ke empat dimensi kemanusiaanya menjadi manusia yang utuh. Wahana yang paling tepat untuk terjadinya proses dan tercapainya tujuan perkembangan tidak lain adalah pendidikan.
Pelayanan bimbingan dan konseling dalam kaitanya dengan pendidikan yaitu harus ada komponen-komponen sebagai berikut :
· Merupakan usaha sadar
· Meyiapkan peserta didik ( klien )
· Untuk pelayanan di masa yang akan dating ( di wujudkan melalui tujuan-tujuan bimbingan dan konseling )
b) Pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling.
Pada tahun 1953, Gistod telah menegaskan bahwa bimbingan dan konseling adalh proses berorientasi pada belajar …., belajar untuk mamahami lebih jauh tentang diri sendiri; belajar untuk mengembangkan dan menerapkan secara efektif sebagai pemahaman…( dalam Belkin, 1975 ). Lebih jauh, Nugent ( 1981 ) mengemukakan bahwa dalam konseling klien mempelajari kterampilan dalam pengambilan keputusan, pemecahan masalah, tingkah laku, tindakan, serta sikap-sikap baru.
c) Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan pelayanan bimbingan dan konseling
Pendidikn merupakan upaya yang berkelanjutan. Bimbingan dan konseling mempunyai tujuan khusus ( jangka pendek ) dan tujuan umum (jangka panjang ). Crow & Crow (1990) menyatakan bahwa tujuan khusus yang segera hendak di capai ( jangka pendek ) dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah membantu individu memechkan masalah-masalah yang di hadapinya, sedangkan tujuan akhir ( jangka panjang ) ialah bimbingan diri-sendiri. Bimbingan diri-sendiri itu hendaknya tidak di capai melalui bibingan yan berkelanjutan, melainkan bimbingan yang telah telah di berikan terdahulu hendaknya dapat mengembangkan kemampuan klien untuk mengatasi maalah-masalah sendiri dan memperkembangkan diri sendiri tanpa bantuan pelayanan bimbingan dan konseling lagi.
0 Komentar